Malam ini gelap menerpa rumah mungil ini. Listrik padam sejak siang tadi. Gerimis yang datang semakin menambah semangat untuk istirahat lebih awal malam ini. Namun, celoteh si bungsu membuat saya harus mengetik tulisan ini di layar HP yang saya miliki.
Sepulang dari shalat Isya, saya temui Salma, anak ketiga saya, sedang tidur sendirian sambil terisak-isak. Saya pun tanya, mengapa dia menangis. Ternyata baru saja dia ribut dengan adiknya, Wafa si bungsu (insyaallah).
Saya pun menanyakan apa yang baru saja terjadi pada istri yang sedang menemani si bungsu tidur. Kata istri saya, si bungsu dan kakaknya berebut umminya. Mereka ingin ditemani umminya menjelang tidur malam ini. Namun, mereka memilih kamar yang berbeda. Artinya, umminya harus memutuskan menemani salah satu dari keduanya karena tidak mungkin membagi badannya menjadi dua.
"Apa abi biar cari ummi satu lagi biar gak rebutan?" tanyanya pada si bungsu. "Aku pilih ummi yang lawas saja," sahut si bungsu. "What?" pikir saya. Entah kenapa tiba-tiba umminya anak-anak berkelakar seperti itu. Semoga bukan karena dua judul buku dari penulis yang sempat kami sunting baru saja.
Wow, Dahsyat
ReplyDeleteHe he, pak Muttaqin lebih dahsyat.
DeleteHmmmmm....
ReplyDeleteHo ho...
Delete